Menolak Dikendalikan Smartphone



Menolak Dikendalikan Smartphone

            Smartphone, siapa yang tidak kenal smartphone? Bahkan balita usia dua tahunpun sudah ada yang pandai bermain smartphone. Iya smartphone, si benda kecil berbentuk persegi panjang dengan segala kecanggihannya. Smartphone kini tak lagi menjadi barang asing atau highclass seperti zaman saya SD dulu, tetapi sekarang ia menjadi bagian dari kebutuhan. Ia adalah produk hasil dari teknologi termutakhir yang selalu mendapat pembaharuan. Oleh karena itu, tidak heran jika rasanya hampir setiap hari selalu ada keluaran smartphone terbaru dengan berbagai model, tipe, kemampuan, merk dan harga.
Smartphone atau yang berarti ponsel pintar ini mampu melakukan berbagai hal dalam membantu atau menyelesaikan urusan penggunanya. Selama “nyawa” smartphone yang terhimpun dalam baterai dan makanannya yang berupa kuota ini terjamin, maka segala aktifitas yang terkait dengan smartphone akan berjalan lancar. Ditambahan dengan beberapa aplikasi tertentu, smartphone akan lebih pintar dari penggunanya. Ia mampu melakukan sesuatu yang tidak mampu dilakukan manusia. Beberapa kemampuan smartphone yang paling umum adalah seperti menelefon, berkirim pesan singkat, mengakses informasi, membuat video, berfoto, bermain game, mendengarkan musik dan lain sebagainya.
Sebagai salah satu pengguna si smartphone, tentu saja ia adalah suatu benda yang sangat penting dan bermanfaat. Dengan smartphone, saya dapat mendengar atau bertatap muka secara tidak langsung dengan orangtua saya di rumah yang berada di pulau yang berbeda dengan saya. Dengan smartphone, saya dapat mengakses informasi, membaca berita nasional maupun internasional, mengerjakan tugas kuliah, membaca materi perkuliahan, mendengarkan lagu-lagu favorit, chatting bertukar kabar dengan teman-teman semasa SD sampai SMA, menonton pertandingan bola luar negeri yang tidak disiarkan oleh saluran televesi nasional maupun swasta, dan sebagainya yang tidak dapat saya sebutkan semuanya saking banyaknya.
Namun tetap saja, segala sesuatu yang ada di dunia ini tidak ada yang sempurna. Setiap kelebihan tentu disertai kelemahan Begitu juga dengan smartphone. Penggunaan smartphone yang berlebihan dapat membuat seseorang menjadi ketergantungan. Dan secara tidak langsung seseorang tersebut akan dikendalikan oleh smartphonenya. Ketika baterai dan kuota habis misalnya, sang empunya akan bersegera mengisi daya baterai atau membeli kuota. Seoalah-olah akan terjadi peristiwa besar jika tidak disegerakan. Beberapa orang termasuk saya, ketika berpergian dapat meninggalkan uang atau dompetnya, tapi sulit untuk tidak membawa smartphone yang tentu saja daya baterai terisi dan berkuota.
Dengan kemampuannya, smartphone mampu membuat seseorang yang keberadaannya jauh terasa lebih dekat dan sebaliknya seseorang yang berada di dekat kita terasa jauh. Hal ini tanpa sadar smartphone membuat seseorang cenderung apatis, kurang peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Bahkan hal-hal yang terkadang kita lakukan ada yang dapat membahayakan diri kita dan dapat membuat kita menjadi pribadi yang kurang menghargai sesama. Berdasarkan pengalaman pribadi, seseorang termasuk saya juga akan memilih bermain dengan smartphonenya daripada bertegur sapa dengan orang-orang di kanan-kirinya ketika menunggu sesuatu. Memainkan smartphone sambil berjalan atau berkendara. Mengalihkan perhatiannya kepada smartphone ketika bosan mendengarkan dosen yang sedang menyampaikan materi perkuliahan. Tidak fokus ketika ada seseorang yang mengajak kita berbicara karena memilih sibuk pada layar smartphone meskipun hanya mengscroll timeline yang ada pada media sosial kita serta masih banyak lagi hal-hal yang kita lakukan terkait dengan si smartphone ini.
Lalu apakah Kita harus menjauhi dari smartphone? Tentu saja tidak, karena hal ini sangat tidak mungkin. Apalagi melihat begitu banyak manfaat yang kita dapatkan dari si kecil nan pintar ini. Namun, kita sebagai sang empunya  tentu tidak boleh kalah pintar. Oke, Kita mungkin kalah dalam beberapa hal karena keterbatasan kemampuan Kita. Tetapi, jangan sampai kita dikendalikan oleh si smartphone. Kita harus mampu berlaku bijak. Bahwa Kitalah yang harus mengendalikannya. Bahwa tanpanya dalam beberapa saat kita tetap akan baik-baik saja. Bahwa masih banyak hal-hal positif lainnya yang dapat Kita lakukan meski tanpa si smartphone.
Jangan lupa bahwa Kita, manusia adalah makhluk zoon politicon yang mana kita sebagai makhluk sosial harus saling berinteraksi satu sama lain. Dan bukankah Tuhan telah memberikan kita dua mata dan dua telinga yang artinya kita harus lebih banyak melihat dan mendengar untuk tahu tentang keadaan sekitar? Mari bersama-sama belajar untuk lebih peka dan peduli tentang lingkungan sekitar.
Atur waktu penggunaan smartphone, gunakan jika memang ada keperluan mendesak. Mari lebih sering melihat keadaan sekitar, siapa tahu ada orang-orang yang membutuhkan bantuan Kita, namun tidak terlihat oleh Kita karena terlalu fokus pada layar smartphone. Dengarkan lawan bicara Kita ketika sedang  berbicara, siapapun itu. Jika kita abai bukankah berarti kita tidak menghormatinya? Jangan malu untuk bertegur sapa dengan orang-orang yang tidak kenal sebelumnya. Siapa tahu berawal dari bertegur sapa kita akan mendapatkan banyak informasi penting yang bermanfaat untuk depannya. Siapa tahu berawal dari bertegur sapa “Aku dan Kamu menjadi Kita” seperti arti dari lirik lagu milik sebuah band asal Korea. 

Komentar

  1. Permisi Ya Admin Numpang Promo | www.fanspoker.com | Agen Poker Online Di Indonesia |Player vs Player NO ROBOT!!! |
    Kesempatan Menang Lebih Besar,
    || WA : +855964283802 || LINE : +855964283802

    BalasHapus

Posting Komentar